February 04, 2009

MaLAm

Malam kian larut, Senyap tanpa suara. Udara dingin kian merasuk dan menusuk tulang, angin dingin berhembus tipis dan titik2 sisa air hujan menetes perlahan. Jalan begitu lengang, hanya satu dua orang kudapati berdiri di pinggir jalan. Entah kenapa malam itu ku mengikuti naluriku berjalan diantara rumah rumah yang seperti tak berpenghuni dan menembus dinginnya angin malam. Berjalan sambil mendengarkan kisah lalu yang begitu mengharukan. Aku merasa betapa beruntungnya diriku memilikinya yang selalu mengusahakan hal terbaik untukku diantara keterbatasannya. Kekecewaan masa lalu begitu membekas dalam hatinya sehingga tak ingin lagi mengulang kisah itu. Perhatiannya menjadi kompensasi atas kecewanya. Aku hanya bisa mendengarkan tanpa bisa mengurangi atau bahkan mengobati kecewa itu. Oh sungguh kumerasa beruntung memilikinya, kasihnya begitu besar tak ternilai, sabarnya bagaikan lautan luas tiada batas. Tiba tiba rasa takut kehilangan menghinggapi hati dan pikiranku. Bagaimana ini? Malam yang sunyi dan dingin kian membuatku seperti tak punya kekuatan diri, dalam hati selalu bertanya apakah aku bernilai untuknya? Apakah aku dapat menjadi secercah harapan untuknya, sekedar menjadi pelipur atas kecewanya.... Jalan yang sama kami lalui kembali, tetap sepi dan dingin. Feb 03, 2009. My room.

No comments: